Mengenal Sejarah PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)

Sejarah PSHT

OLAHRAGATIMES.COM – Persaudaraan Setia Hati Terate adalah sebuah organisasi perguruan silat yang memiliki akar sejarah yang kaya.

Dengan berbagai peristiwa penting dan perubahan sepanjang perjalanannya, PSHT telah menjadi salah satu perguruan silat terbesar di Indonesia.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah PSHT dari awal hingga perkembangannya yang luar biasa.

Profil PSHT

Profil PSHT

Persaudaraan Setia Hati Terate, atau yang lebih dikenal sebagai PSHT, merupakan sebuah perguruan silat yang memiliki fokus pada pengajaran nilai-nilai budi luhur. PSHT adalah salah satu dari sepuluh perguruan silat di Indonesia yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tanggal 28 Mei 1948.

Pada tahap awal, PSHT memperkenalkan pencak silat sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. PSHT percaya bahwa dalam ilmu pencak silat terkandung unsur persaudaraan, olahraga, bela diri, seni budaya, dan spiritualitas.

Ajaran-ajaran ini secara tak langsung menguatkan ikatan persaudaraan di antara para anggota PSHT. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika persaudaraan di antara anggota atau warga PSHT sangat dihargai.

Selain itu, PSHT menerima anggota dari berbagai latar belakang, tanpa memandang suku, ras, agama, gender, golongan, usia, atau warna kulit. Hal ini sesuai dengan semangat “Bhinneka Tunggal Ika,” yang mengartikan bahwa kita mungkin berbeda-beda, tetapi pada intinya, kita tetap satu.

Sejarah Pendirian PSHT

PSHT bermula dari inisiatif Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun pada tahun 1922, seorang tokoh pahlawan yang turut serta dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertama kali didirikan, PSHT awalnya dikenal sebagai Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC). Namun, di masa tersebut, kelompok ini mendapat sorotan tajam dari pemerintah Belanda yang mencurigai mereka sebagai gerakan perlawanan. Akibatnya, SH PSC harus menghadapi pembubaran. Ki Hadjar Hardjo Oetomo sendiri diasingkan ke berbagai tempat, termasuk Jember, Cipinang, dan Sumatera Barat.

Setelah kembali dari pengasingan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo dengan tekad yang tak tergoyahkan mendirikan kembali SH PSC. Pada saat itulah, ia mengubah namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”. Pada kongres pertamanya di Madiun, nama organisasi ini resmi diganti menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate pada tanggal 25 Maret 1951.

Dalam perjalanannya, perkembangan PSHT tidak terlepas dari peran berbagai tokoh penting. Berkat kontribusi mereka, PSHT berhasil menyusun AD-ART (Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga), mendirikan yayasan, serta merambah ke berbagai daerah dengan membentuk banyak cabang.

Hingga saat ini, PSHT telah tumbuh dan berkembang, tersebar di 236 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, termasuk di Yogyakarta. PSHT telah membentuk komisariat di 10 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Tidak hanya di Indonesia, PSHT juga merambah ke sembilan negara lainnya, seperti Malaysia, Belanda, Rusia, Timor Leste, Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, Belgia, dan Prancis.

Riwayat Kepemimpinan PSHT

PSHT, sebuah organisasi persaudaraan yang berdiri sejak tahun 1922 dan bermarkas di Madiun, memiliki sejarah kepemimpinan yang panjang.

Sebelum berubah dari status perguruan menjadi sebuah organisasi, PSHT dipimpin oleh Ki Hadjar Harjo Oetomo mulai dari tahun 1922 hingga 1948.

Setelah bertransformasi menjadi organisasi, kepemimpinan PSHT dipegang oleh para Ketua Umum berikut:

  1. Soetomo Mangkoedjojo, 1948 hingga 1956
  2. Irsad, 1956 hingga 1958
  3. Santoso, 1958 hingga 1966
  4. RM Soetomo Mangkoedjojo, 1966 hingga 1974
  5. RM Imam Koessoepangat, 1974 hingga 1977
  6. Badini, 1977 hingga 1981
  7. Tarmadji Budi Harsono, 1981 hingga 2014
  8. Richard Simorangkir (Pelaksana Tugas), 2014 hingga 2014
  9. Arif Suryono (Pelaksana Tugas), 2014 hingga 2016
  10. Muhammad Taufik, 2016 hingga 2017
  11. Moerdjoko HW, 2017 hingga sekarang.

Baca Juga:

Akhir Kata

Sejarah PSHT adalah cerminan perjalanan panjang suatu organisasi dari awalnya hanya sebuah perguruan silat di desa Terate menjadi salah satu perguruan silat terkemuka di Indonesia.

PSHT terus berusaha mempertahankan nilai-nilai tradisional dan filosofisnya sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Dengan kedisiplinan, persaudaraan, dan semangat setia hati, PSHT terus menjadi bagian penting dari budaya Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *