29 Kutipan Falsafah atau Semboyan PSHT dan Artinya

Falsafah PSHT dan Artinya

OLAHRAGATIMES.COM – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) memiliki sejumlah semboyan dan falsafah yang penuh makna.

Dalam semboyan dan falsafah ini, terdapat banyak kutipan-kutipan bijak yang memberikan panduan tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Artikel ini akan menggali beberapa kutipan bijak dalam Falsafah PSHT beserta makna dan pesan yang dapat kita ambil dari setiap kutipan tersebut.

Daftar Isi

Kumpulan Falsafah PSHT dan Artinya

Falsafah PSHT

Setiap kutipan ini memberikan pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut beberapa kutipan bijak dari Falsafah PSHT beserta maknanya.

1. “Ngunduh wohing pakarthi”

  • Artinya: Siapa yang berbuat pasti akan menerima hasil perbuatannya.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan prinsip tanggung jawab dan akibat. Tindakan kita akan memengaruhi masa depan, dan kita harus bertanggung jawab atas hasil dari apa yang kita lakukan.

2. “Jer basuki mowo beya”

  • Artinya: Segala kesuksesan membutuhkan pengorbanan.
  • Pesan: Kutipan ini menyoroti bahwa pencapaian besar memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Kita harus bersedia berjuang dan berkurban untuk mencapai tujuan kita.

3. “Budhi dayane manungso tan keno ngluwihi kodrate sing Moho Kuwoso”

  • Artinya: Segala daya upaya manusia tidak akan bisa melebihi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan rendah hati dan kesadaran akan batasan manusia. Kita harus selalu menghormati kekuatan yang lebih besar dan mengakui bahwa banyak hal di luar kendali kita.

4. “Memayu hayuning bawono, ambrasto dur hangkoro”

  • Artinya: Memperindah keindahan dunia serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak pada diri.
  • Pesan: Kutipan ini menekankan pentingnya menjaga keindahan dunia dan melawan sifat negatif dalam diri kita. Kita harus menjaga alam dan moralitas kita.

5. “Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru”

  • Artinya: Sakti tanpa kesaktian, hebat tanpa guru.
  • Pesan: Kutipan ini menyoroti pentingnya pengembangan diri dan peningkatan kemampuan tanpa bergantung pada orang lain. Kita harus menggali potensi dan belajar mandiri.

6. “Urip iku urup”

  • Artinya: Hidup itu menghidupi. Maksudnya dalam hidup harus bisa menjadi manfaat bagi orang lain.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan bahwa hidup bukan hanya tentang mencari keuntungan pribadi, melainkan juga tentang memberikan manfaat kepada orang lain dan dunia di sekitar kita.

7. “Sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi cobo”

  • Artinya: Seberapapun besarnya kesengsaraan, jika mampu menerimanya, hanya akan jadi cobaan semata.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan kita untuk menerima tantangan dan kesulitan dalam hidup sebagai ujian yang harus dihadapi. Sikap menerima cobaan dengan lapang dada adalah kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

8. “Olo tanpo rupo yen tumandhang amung sedhelo”

  • Artinya: Setiap rasa kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah, apabila dijalani dengan lapang dada, maka akan terasa sebentar saja.
  • Pesan: Kutipan ini menekankan pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi kesulitan. Dengan sikap yang benar, kita dapat melewati masa sulit dengan lebih mudah.

9. “Tego larane, ora tego patine”

  • Artinya: Tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan kita untuk bersikap tegas dalam mencapai tujuan, bahkan jika itu memerlukan pengorbanan dan usaha keras. Ini bukan tentang menyakiti orang lain, melainkan tentang memperbaiki keadaan.

10. “Ojo rumongso biso ning sing biso rumungso”

  • Artinya: Jangan merasa bisa, namun juga harus bisa merasakan.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan tentang pentingnya empati dan kesederhanaan. Kita tidak boleh merasa lebih baik dari orang lain dan harus selalu memahami perasaan mereka.

11. “Kridhoning ati ora bisa mbedhah kuthoning pesthi”

  • Artinya: Gejolak jiwa (seharusnya) tidak mengubah kepastian
  • Pesan: Kutipan ini mengingatkan kita bahwa perubahan dan tantangan dalam hidup adalah hal yang alami. Namun, kita harus tetap tenang dan tidak terguncang oleh gejolak emosi dan pikiran. Kepastian diri adalah kunci untuk menghadapi perubahan dengan baik.

12. “Amemangun karyenak tyasing sesama”

  • Artinya: Membuat nyaman perasaan orang lain
  • Pesan: Kutipan ini menggarisbawahi pentingnya empati dan peduli terhadap perasaan orang lain. Dalam hubungan sosial, membuat orang lain merasa nyaman dan dihargai adalah tindakan yang mulia.

13. “Sukeng tyas yen den hito”

  • Artinya: Suka atau bersedia menerima nasihat
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan pentingnya sikap terbuka terhadap masukan dan nasihat. Kita harus bersedia menerima masukan dari orang lain, terutama jika itu untuk kebaikan kita.

14. “Ojo adigang, adigung, adiguno”

  • Artinya: Jangan sok kuasa, sok besar dan sok sakti
  • Pesan: Kutipan ini menekankan pentingnya kerendahan hati. Tidak ada yang lebih menghancurkan hubungan dan reputasi daripada sikap sombong dan merasa lebih tinggi dari orang lain.

15. “Ojo milik barang kang melok, ojo mangro mundak kendo”

  • Artinya: Jangan tergoda kemewahan, jangan mudah mendua agar semangat tidak kendur
  • Pesan: Kutipan ini mengingatkan kita untuk tetap rendah hati dan tidak tergoda oleh kesenangan dunia. Mempertahankan semangat dan tekad yang kuat adalah kunci untuk meraih tujuan hidup.

16. “Sing resik uripe bakal mulya”

  • Artinya: Yang bersih hidupnya akan mulia
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan pentingnya integritas dan moralitas. Hidup yang jujur dan bersih akan menciptakan martabat yang tinggi.

17. “Ojo kuminter mundak keblinger, ojo cidro mundak ciloko, sing was-was tiwas”

  • Artinya: Jangan sok pintar karena akan salah arah, jangan suka berbuat curang karena akan celaka, yang ragu-ragu akan binasa
  • Pesan: Kutipan ini menegaskan bahwa kejujuran, integritas, dan keyakinan dalam tindakan kita adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

18. “Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, ojo aleman”

  • Artinya: Jangan mudah heran, jangaan mudah kecewa, jangan mudah kaget, jangan manja
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh perasaan negatif. Kita harus memiliki ketabahan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan.

19. “Sepi ing pamrih rame ing gawe, banter tan mbancangi, dhuwur tan ngungkuli”

  • Artinya: Bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi
  • Pesan: Kutipan ini menekankan pentingnya bekerja dengan dedikasi, tanpa motif yang tersembunyi, tanpa terlalu terburu-buru, dan tanpa merasa lebih unggul dari orang lain.

20. “Sak apik-apike wong yen aweh pitulung kanthi coro dedhemitan”

  • Artinya: Sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan dengan tanpa ingin diketahui orang lain
  • Pesan: Kutipan ini menekankan pentingnya sikap dermawan tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan. Membantu sesama dengan tulus adalah tindakan yang mulia.

Baca Juga: Mengenal 36 Jurus Gerakan dalam PSHT


21. “Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman”

  • Artinya: Jangan terobsesi kedudukan, keduniawian dan kepuasan
  • Pesan: Kutipan ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu terobsesi oleh tiga hal: kedudukan sosial, harta duniawi, dan kepuasan pribadi. Terlalu banyak memikirkan hal ini dapat membuat kita kehilangan fokus pada nilai-nilai lebih penting dalam hidup, seperti kebaikan hati, kedamaian batin, dan hubungan yang sehat.

22. “Suro diro joyo diningrat lebur dening pangastuti”

  • Artinya: Segala kesempurnaan hidup dapat diluluhkan dengan budi pekerti luhur.
  • Pesan: Kutipan ini menyoroti pentingnya integritas dan moralitas dalam hidup. Kesuksesan yang sejati tidak hanya dilihat dari pencapaian materi, tetapi juga dari moral dan karakter yang baik.

23. “Satria ingkang pilih tanding”

  • Artinya: Seorang ksatria mampu memilih lawan. Artinya, seseorang berjiwa ksatria hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lemah daripadanya.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan kita untuk bijak dalam memilih pertarungan. Kita harus mengambil tantangan yang sesuai dengan kemampuan kita dan menjaga keadilan.

24. “Ojo waton ngomong ning yen ngomong sing gawe waton”

  • Artinya: Jangan hanya bisa bicara, namun harus bisa membuktikan.
  • Pesan: Kutipan ini mengingatkan kita bahwa tindakan lebih berharga daripada kata-kata. Kita harus bertindak sesuai dengan yang kita katakan.

25. “Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha”

  • Artinya: Mendatangi tanpa kawan, menang tanpa mengalahkan, sakti tanpa kesaktian, dan kaya tanpa kekayaan.
  • Pesan: Kutipan ini menyoroti kekuatan sejati yang tidak bergantung pada faktor luar. Kesuksesan sejati datang dari kebijaksanaan, kesederhanaan, dan integritas.

26. “Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan”

  • Artinya: Jangan sakit hati saat musibah menimpa, jangan bersedih saat mengalami kehilangan.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan kita untuk tetap tabah dalam menghadapi kesulitan dan kerugian. Kita tidak boleh terlalu terpukul oleh peristiwa-peristiwa negatif.

27. “Ojo seneng gawe susahe liyan, opo alane gawe seneng liyan”

  • Artinya: Jangan suka menyusahkan orang lain, lebih baik membahagiakan mereka.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan pentingnya berperilaku baik terhadap sesama. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.

28. “Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe”

  • Artinya: Seberapa tinggimu mencari pengetahuan, seberapa dalammu menuntut ilmu, seberapa banyak guru yang mengajarmu, tetap bergantung pada dirimu sendiri
  • Pesan: Kutipan ini menggarisbawahi pentingnya usaha diri dalam mencari pengetahuan. Semakin tinggi keinginan dan semangat untuk belajar, semakin besar potensi kesuksesan. Tidak hanya bergantung pada guru atau mentor, kita harus aktif dalam proses pembelajaran kita.

29. “Sopo sing wus biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari-ari papat kiblat lima pancer, sejatine wus nemu guru sejatine”

  • Artinya: Siapa yang telah mampu mendekati saudara seiman dengan sepenuh hati, sungguh telah menemukan guru sejati.
  • Pesan: Kutipan ini mengajarkan pentingnya sikap rendah hati dan kerendahan diri. Kesuksesan yang sejati tidak dapat diukur oleh materi atau jabatan. Sejati adalah ketika kita mampu membantu sesama tanpa pamrih dan menjadi guru sejati dalam memberi dan berbagi pengetahuan.

Baca Juga: Kumpulan Kata-Kata Mutiara PSHT beserta Artinya


Pentingnya Mengetahui Falsafah PSHT

Falsafah PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) adalah salah satu ajaran tradisional Jawa yang kaya akan nilai-nilai dan etika.

Ajaran ini mendasarkan diri pada semangat persaudaraan, kebijaksanaan, serta pengembangan diri yang kuat.

Penting bagi kita untuk mengenal Falsafah PSHT karena ajaran ini dapat memberikan panduan yang berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Di dalamnya terdapat banyak kutipan bijak yang memberikan pelajaran tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan bijak dan bertanggung jawab.


Baca Juga: Tingkatan dan Urutan Sabuk PSHT yang Harus Diketahui


Akhir Kata

Semboyan dan falsafah PSHT penuh dengan kutipan bijak yang dapat menjadi panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan dengan bijak, integritas, dan kebaikan hati.

Kutipan-kutipan ini mengajarkan kita untuk menerima tantangan sebagai bagian dari kehidupan, bertindak dengan bijak, dan selalu menghormati orang lain.

Ketika kita menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi individu yang lebih baik dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *