OLAHRAGATIMES.COM – Jalan cepat, atau yang dikenal sebagai race walking, merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang memiliki perbedaan signifikan dengan lari meskipun keduanya melibatkan gerakan berjalan.
Perbedaan utama terletak pada gerakan kaki dan beberapa aspek teknis lainnya.
Oleh karena itu, bagi mereka yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang jalan cepat, penting untuk memahami teknik dan aturan yang terkait.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin mendalami jalan cepat.
Daftar Isi
Pengertian Jalan Cepat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jalan cepat merujuk pada salah satu cabang olahraga atletik yang melibatkan gerakan melangkah cepat ke depan dengan kaki yang tetap kontak dengan tanah. Cabang olahraga ini umumnya dilombakan dalam berbagai kompetisi, baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Sementara itu, menurut buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karya Muhajir, jalan cepat dapat didefinisikan sebagai gerakan maju langkah kaki yang dilakukan dengan cara yang mengatur agar kontak dengan tanah tidak terputus dan tetap terjaga.
Sebagai cabang olahraga atletik yang dilombakan, olahraga jalan cepat termasuk dalam tanggung jawab organisasi atletik dunia yang dikenal sebagai International Amateur Athletic Federation (IAAF).
Berdasarkan laman resmi IAAF, nomor-nomor jalan cepat yang dilombakan dalam ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade musim panas, antara lain jalan cepat 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).
Sejarah Jalan Cepat
Jalan cepat dianggap sebagai fondasi dari segala cabang olahraga atletik, sering kali disebut sebagai “induk” dari semua olahraga. Ini karena olahraga ini menekankan pada gerakan kaki dan telah menjadi salah satu olahraga tertua di dunia.
Aktivitas atletik secara dasarnya telah ada sejak awal kehidupan manusia purba. Aktivitas seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Mungkin saja aktivitas ini awalnya digunakan untuk melarikan diri dari ancaman di sekitar.
Pada tahun 390 SM, pembinaan fisik suatu bangsa ditekankan pada pengembangan kekuatan tubuh dan mencapai proporsi tubuh yang seimbang. Ini melibatkan gabungan dari beberapa kegiatan seperti gimnastik, gramika, dan musik. Namun, olahraga jalan cepat sering sulit dibedakan dengan olahraga lari.
Olahraga jalan cepat mulai berkembang pada tahun 1867 di London, Inggris. Sejak itu, lomba jalan cepat 10 Km telah menjadi bagian dari berbagai ajang olahraga, termasuk Olimpiade pada tahun 1912.
Pada tahun 1956, jalan cepat dijadikan cabang olahraga resmi dalam Olimpiade. Kemudian, pada Olimpiade tahun 1976, lomba jalan cepat 20 km diperkenalkan. Perkembangan ini terus berlanjut, dengan tambahan nomor lomba jalan cepat 50 km pada Olimpiade tahun 1980 di Moskow.
Di Indonesia, lomba jalan cepat mulai diperlombakan dalam kejuaraan nasional atletik sejak tahun 1978. Pada awalnya, jarak lomba untuk putri adalah 5 km dan 10 km, sementara untuk putra adalah 10 km dan 20 km.
Peraturan Jalan Cepat
Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki belakang diangkat untuk melangkah. Atlet dianggap melanggar jika tidak mematuhi aturan tersebut.
Peserta akan didiskualifikasi apabila mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu merah tersebut diberikan oleh ketua juri. Jika terjadi pelanggaran pertama, atlet hanya akan diberikan kartu kuning.
Awalan atau start harus dilakukan dengan posisi berdiri. Atlet tidak diperbolehkan menyentuh tanah dengan tangan saat memulai lomba.
Pelanggaran-pelanggaran berikut dapat menyebabkan diskualifikasi:
- Gagal atau tidak memenuhi definisi jalan cepat selama perlombaan.
- Melakukan pelanggaran saat perlombaan sedang berlangsung.
Jika perlombaan jalan cepat berlangsung di trek atau lintasan, peserta yang didiskualifikasi harus meninggalkan lintasan. Sementara jika perlombaan dilaksanakan di jalan raya, peserta yang didiskualifikasi harus mencopot nomor dada dan segera meninggalkan perlombaan.
Peserta atau atlet jalan cepat akan dianggap sebagai pemenang jika mencatat waktu tercepat di antara peserta lainnya.
Petugas yang bertanggung jawab melepas pelari atau pejalan cepat disebut sebagai starter.
Jarak Perlombaan Jalan Cepat
Berapa jarak yang biasanya ditempuh dalam olahraga jalan cepat?
Pada Olimpiade multi-cabang, olahraga jalan cepat biasanya menempuh jarak 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).
Di Indonesia, terdapat beberapa kategori jarak tempuh untuk perlombaan jalan cepat.
Berikut adalah beberapa kategori perlombaan jalan cepat di Indonesia:
Kategori | Jarak tempuh (nomor jalan cepat) |
Putra | 10 km, 20 km, 30 km, 50 km. |
Junior A (putra) | 5 km, 10 km, 20 km. |
Junior B (putra) | 5 km, 10 km. |
Pelajar (putra) | 1 km, 3 km, 5 km. |
Putri | 3 km, 5 km, 10 km, 20 km. |
Junior A (putri) | 3 km, 5 km. |
Junior B (putri) | 3 km, 5 km. |
Pelajar (putri) | 1 km, 3 km. |
Start Perlombaan Jalan Cepat
Kompetisi jalan cepat start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah start berdiri. Proses start dimulai ketika semua peserta berkumpul di garis start. Karena jalan cepat tidak menggunakan lintasan lari tradisional, peserta mengambil posisi berdiri di garis start setelah perintah “On your mark”.
Setelah itu, petugas bertugas memastikan tidak ada peserta yang melanggar aturan dengan berdiri di garis start setelah perintah tersebut.
Tanda peringatan lima menit, tiga menit, dan satu menit diberikan kepada para peserta sebelum perlombaan dimulai. Perlombaan dimulai dengan tembakan pistol yang memberi indikasi kepada semua peserta untuk memulai lomba.
Selain peserta, peran para juri juga sangat penting dalam kompetisi jalan cepat. Sejumlah enam hingga sembilan juri ditugaskan untuk setiap kompetisi, bersama dengan seorang ketua juri yang bertanggung jawab memantau teknik berjalan para peserta sepanjang lintasan hingga mereka menyelesaikan perlombaan di garis finis.
Teknik Dasar Jalan Cepat
Terdapat setidaknya lima teknik jalan cepat yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
#1. Teknik Permulaan
Juga dikenal sebagai start, teknik ini dilakukan saat Anda memulai jalan cepat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Mulailah dengan berdiri dan menunggu aba-aba “bersedia”.
- Setelah aba-aba diberikan, letakkan kaki kiri di belakang garis start dan kaki kanan di samping belakang kaki kiri. Condongkan badan ke depan dengan menumpu pada kedua tangan.
- Saat aba-aba “ya” diberikan, segera langkahkan kaki ke depan dan lakukan gerakan jalan cepat.
#2. Teknik Langkah
Gerakkan kaki ke depan dengan beban tubuh atau berat badan bertumpu pada paha. Pastikan posisi kaki tumpu menyentuh tanah saat melangkah ke depan.
Luruskan posisi lutut kaki saat melakukan gerakan topang depan pada jalan cepat, sehingga tidak ada kaki yang melayang.
#3. Posisi Badan
Salah satu teknik dasar jalan cepat ini mengharuskan badan Anda menghadap lurus ke depan saat berjalan cepat. Siku tetap membentuk sudut 90 derajat dengan tangan digerakkan secara harmonis bersama langkah kaki.
#4. Ayunan Lengan
Untuk memastikan ayunan lengan yang tepat, perhatikan dua hal berikut:
- Tekuk siku depan hingga 90 derajat saat mengayunkan lengan kiri ke depan. Pastikan paha dan kaki kanan terangkat.
- Koordinasikan kaki dan tangan sehingga membentuk gerakan ayunan yang bersinambung.
#5. Teknik Akhir
Sesuai namanya, peserta jalan cepat telah menyelesaikan perlombaan jika mencapai garis finish. Tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan saat mendekati finish. Anda diperbolehkan untuk mengoptimalkan kecepatan agar segera sampai di garis akhir.
Namun, saat mencapai garis finish, tetaplah berjalan dengan cepat setidaknya sejauh 5 meter setelah melewati garis tersebut. Anda juga dapat memperlambat gerakan kaki sampai akhirnya benar-benar berhenti.
Demikianlah lima teknik dasar jalan cepat yang perlu diperhatikan saat melakukan perlombaan jalan cepat atau sekadar berolahraga.
Selain itu, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari saat melakukan olahraga jalan cepat, antara lain:
- Pastikan kaki selalu kontak dengan permukaan tanah. Kaki belakang boleh diangkat dari tanah setelah kaki depan menyentuh tanah.
- Hindari menurunkan atau menarik titik pusat gravitasi badan saat berjalan cepat.
- Jangan mendorong titik gravitasi dengan jalur zigzag.
- Hindari kondisi badan terlalu condong ke depan atau terlalu tertinggal di belakang.
Baca Juga: Arah Gerakan Pinggul yang Benar Saat Jalan Cepat
Manfaat Jalan Cepat
Jika Anda merasa bosan dengan olahraga lari, olahraga jalan cepat bisa menjadi alternatif yang menarik. Terdapat banyak manfaat yang bisa Anda peroleh saat melakukan jalan cepat.
Aturan olahraga ini pun cukup sederhana, yaitu setiap satu kilometer ditempuh dalam waktu 12 menit atau jarak 5 kilometer ditempuh dalam waktu 1 jam. Anda dapat menggunakan ponsel atau jam tangan untuk mengukur kecepatan berjalan.
Berikut adalah beberapa manfaat dari olahraga jalan cepat:
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Mencegah serta mengelola berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, dan diabetes tipe 2.
- Meningkatkan fungsi jantung.
- Menguatkan tulang dan otot tubuh.
- Meningkatkan suasana hati, kemampuan berpikir, memori, dan kualitas tidur dengan mengurangi tingkat stres.
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.
Baca Juga: Posisi Lutut Kaki pada Gerakan Topang Depan yang Benar
Akhir Kata
Dengan memahami pengertian, sejarah, peraturan, start, dan teknik yang terkait dengan jalan cepat dalam olahraga atletik, Anda dapat meningkatkan keterampilan dan kinerja Anda dalam kompetisi.
Jalan cepat bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang ketekunan, disiplin, dan dedikasi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan di atas lintasan.