OLAHRAGATIMES.COM – Lompat galah, atau yang juga dikenal sebagai pole vault dalam bahasa Inggris, adalah olahraga lompat yang menggunakan sebuah galah atau tongkat panjang sebagai alat untuk melompati sebuah palang.
Olahraga ini tidak hanya menuntut kekuatan fisik, tetapi juga keterampilan teknis yang tinggi.
Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang lompat galah, dari pengertian hingga teknik dan gaya yang memukau.
Daftar Isi
Pengertian Lompat Galah
Lompat galah adalah cabang olahraga yang mengharuskan atlet untuk melompati palang horizontal dengan bantuan tongkat panjang yang disebut galah.
Tujuan utama dari kompetisi ini adalah untuk melewati ketinggian tertentu tanpa menjatuhkan palang. Lompat galah tidak hanya menguji kekuatan fisik atlet, tetapi juga keterampilan teknis, kecepatan, dan koordinasi.
Lapangan Lompat Galah
Lapangan lompat galah memiliki area khusus yang disiapkan untuk atlet melakukan lompatan mereka. Area ini dilengkapi dengan landasan yang empuk untuk mencegah cedera saat atlet jatuh.
Di tengah lapangan terdapat palang horizontal yang ditempatkan pada ketinggian tertentu sesuai dengan tingkat kesulitan atau kelas kompetisi.
Lapangan lompat galah dibagi menjadi beberapa bagian, termasuk:
- Lintasan Lari: Berpanjang 45 meter, membentang dari titik awal hingga kotak tancap galah.
- Kotak Tancap Galah: Memiliki panjang antara 1 hingga 1,084 meter dan lebar 60 sentimeter, dengan daerah miring berpanjang 80 sentimeter. Bagian tancap memiliki kedalaman 20 sentimeter.
- Tiang Penyangga Palang: Mempunyai panjang 4,5 meter.
- Bantalan Pendaratan: Memiliki luas 5×5 meter.
Panjang Tongkat atau galah
Alat pokok dalam lompat galah tentu adalah galah atau tongkat khusus yang memiliki ukuran tertentu. Kualitas dari tongkat ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan pemain dalam melakukan lompatan.
Umumnya, penggunaan tongkat dari serat harus disesuaikan dengan berat badan pemain lompat galah. Setiap atlet memiliki ukuran tertentu berdasarkan berat badannya. Jika tongkat yang digunakan tidak sesuai, hal ini dapat menyebabkan risiko patah atau lengkungan galah yang tidak optimal.
Namun, secara umum, galah memiliki panjang standar berkisar antara 3,86 hingga 4,52 meter dengan bobot sekitar 2,26 kg.
Sejarah Lompat Galah
Sebelum membahas peralatan dan peraturan dalam lompat galah, alangkah baiknya jika kita melihat bagaimana awal mula lompat galah menjadi sebuah cabang olahraga.
Awalnya, sejarah lompat galah berkembang di Eropa, khususnya di provinsi bernama Friesland di Belanda. Pada masa itu, galah sering digunakan untuk melompati sungai atau rawa. Mengingat Belanda memiliki banyak sungai dan danau, hampir setiap rumah di sana menyimpan galah.
Seiring berjalannya waktu, muncul olahraga Foerljeppen atau lompat galah danau. Pada masa itu, penilaian terhadap lompat galah tidak hanya berdasarkan kemampuan pemain melompati ketinggian, melainkan seberapa jauh jarak yang bisa ditempuh oleh pemain.
Pada tahun 1843, di Cumbria, Inggris, konsep penilaian lompat galah berubah. Pemenang tidak lagi dilihat dari seberapa jauh pemain dapat melompat, tetapi seberapa tinggi lompatannya. Galah yang digunakan pada saat itu umumnya terbuat dari kayu dengan ujung yang tajam.
Pergeseran lebih lanjut terjadi pada tahun 1896, di mana lompat galah mulai diakui secara resmi dan diadakan dalam ajang olimpiade atletik. Galah yang digunakan pun mengalami perkembangan, beralih dari bahan bambu dan aluminium.
Pada tahun 1950-an, tercipta galah fleksibel yang terbuat dari serat kaca dan serat karbon. Inilah yang menjadi tonggak penting dalam evolusi peralatan lompat galah, memberikan atlet kemampuan lebih baik untuk mencapai prestasi yang luar biasa.
Teknik Dasar Lompat Galah
Dalam menjalankan lompat galah, diperlukan keahlian dan kekuatan fisik yang signifikan. Aspek-aspek yang perlu dilatih secara rutin termasuk kecepatan berlari, kelincahan, dan kekuatan agar tolakan dapat mencapai performa optimal.
Untuk berhasil dalam melakukan lompat galah dengan baik dan benar, esensial untuk memahami teknik dasar yang tepat.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam teknik dasar lompat galah:
#1. Teknik Memegang Galah
- Pegang galah dengan meletakkan tangan kiri di depan, dengan punggung tangan di atas.
- Genggam galah dengan jari-jari berada di sisi kanan, kecuali jempol yang menggenggam di bawah galah.
- Tekuk tangan kanan sekitar 90 derajat dan letakkan tangan tersebut di belakang badan.
- Pegang galah dengan erat, namun pastikan tetap rileks. Hindari kekakuan yang dapat menghambat ayunan saat menolak badan.
- Tangan kanan di belakang menekan galah hingga posisinya lebih rendah dari tangan kiri.
- Pegang galah setinggi pinggang, berada di antara pegangan tangan kiri dan tangan kanan.
- Condongkan badan ke depan dengan sikap bahu yang datar.
#2. Teknik Awalan yang Efektif
Dalam mengawali lompat galah, idealnya memulai dari jarak 25 hingga 30 meter. Bagi pemula, disarankan untuk tidak memaksakan diri dan menjalankan awalan dengan rasa santai.
Hindari tergesa-gesa dalam melakukan awalan, lakukanlah secara bertahap dengan menyertakan gerakan free wheeling sebelum menancapkan galah. Pastikan pegangan galah tetap erat dan tidak mengalami goyangan yang tidak terkendali saat berlari.
Fokus pandangan harus tetap pada mistar, dan posisi galah harus dijaga agar lurus dengan ujung depan galah diangkat tinggi, melampaui tinggi kepala.
Selanjutnya, turunkan galah secara perlahan dan bertahap menuju lubang yang telah disediakan oleh juri, lalu tusukkan ujung depan galah ke dalam lubang tersebut.
#3. Langkah Menancapkan Galah dengan Elegan
Saat proses menancapkan galah, langkah-langkah berikut akan memastikan eksekusi yang elegan dan efektif:
Galah diselipkan ke dalam lubang penancap dengan merentangkan kedua tangan ke depan bawah. Tujuan dari gerakan ini adalah memasukkan galah ke dalam lubang yang telah disiapkan oleh panitia.
Pada tahap menancapkan ke dalam lubang, galah turun secara perlahan, bukan langsung ditancapkan secara tegak lurus. Begitu ujung galah menyentuh lubang, geser posisi tangan kiri sedikit ke arah tangan kanan sambil tetap menggenggam erat.
Selanjutnya, angkat kedua lengan ke atas serentak dengan gerakan kaki kanan, khususnya pada bagian paha, yang diarahkan ke depan atas. Tekuk tungkai bawah dengan santai. Kaki kiri yang berfungsi sebagai titik tumpuan harus kuat, cepat, dan memberikan hentakan penuh energi sehingga lutut berada dalam posisi lurus. Latihan rutin, menjaga kesehatan, dan mempertahankan fokus sangat diperlukan untuk mendapatkan titik tumpu yang kuat.
Perlu diingat, menggeser genggaman tangan kiri menuju tangan kanan memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kekuatan kedua tangan agar bekerja bersama, memudahkan saat memposisikan atau memutar badan saat melewati mistar. Namun, ada cara alternatif, terutama jika menggunakan galah berbahan fiber glass, yaitu tanpa perlu menggeser tangan.
Ketika kaki yang menjadi titik tumpuan (kaki kiri) tidak menyentuh tanah lagi dan kedua lengan telah lurus, sehingga tubuh hanya bergelantung pada galah, maka fokuslah pandangan ke atas, khususnya pada mistar.
#4. Melakukan Ayunan dan Gelantung dengan Elegan
Setelah kedua kaki terbebas dari tanah, luruskan kedua lengan di atas kepala. Angkatlah paha pada kaki kanan ke depan, dan kaki kiri menyusul mengikuti gerakan kaki kanan. Pada titik ini, galah berada dalam posisi optimal, di mana kedua kaki telah terayun melebihi kepala.
Dorong tubuh ke arah atas, sambil memutar badan ke arah kiri dengan tetap menjadikan tangan sebagai tumpuan pada galah. Lakukan gerakan ini ketika kedua kaki sudah terayun dengan baik ke atas mistar.
#5. Tarikan dan Putaran (pull & turn)
Dalam fase Tarikan dan Putaran, gerakan menarik dimulai ketika pusat berat tubuh pelompat mendekati galah. Pada tahap ini, energi dilepaskan dengan meluruskan tubuh kembali.
Gerakan ini terjadi ketika tubuh berada dalam fase pasif, menggantung dan menunggu tubuh lepas. Tarikan dilakukan searah sumbu galah, sementara gerakan putaran melibatkan menarik tangan dari atas ke arah pinggul, bukan ke arah dada. Kedua kaki tetap diangkat tegak lurus selama gerakan menarik dan berputar.
#6. Push –off dan Melintasi Mistar
Selanjutnya, gerakan melentigkan diri (push off) menjadi kelanjutan dari gerakan menarik sebelumnya. Pada fase melenting, galah harus membentuk sudut 85-90 derajat.
Sebelum melepaskan pegangan dari galah, pelompat melakukan putaran melingkar mistar dengan cara menjatuhkan kedua kaki sedikit.
Dengan reaksi gaya dorong tubuh terhadap galah, pelompat dapat melambung tinggi setelah galah dilepaskan, terutama jika gaya dorong melampaui tarikan bawah dari kedua kaki.
#7. Teknik Pendaratan yang Aman
Prinsip pendaratan dalam lompat galah, khususnya pada lompat tinggi, tetap berfokus pada tujuan utama: mencegah tubuh merasa sakit atau mengalami cedera. Salah satu cara yang diterapkan dalam melakukan pendaratan yang baik adalah dengan memastikan kaki tetap lurus.
Meskipun kenyataannya, banyak pelompat yang mendarat dengan posisi duduk atau bahkan sikap tidur terlentang. Hal ini sebenarnya tergantung pada keseimbangan masing-masing pelompat saat melakukan pendaratan. Untuk mengantisipasi kemungkinan kecelakaan, panitia biasanya menyediakan spons pada area pendaratan.
Namun, jika area pendaratan terbuat dari pasir atau material lainnya, maka diperlukan perhatian ekstra dalam melaksanakan teknik pendaratan yang benar.
Peraturan Lompat Galah
Setiap cabang olahraga memiliki peraturan uniknya sendiri, termasuk dalam lompat galah yang memiliki sembilan peraturan dasar yang perlu dipahami.
Berikut adalah gambaran singkat mengenai peraturan-peraturan tersebut:
1. Berat Badan
- Berat badan setiap peserta diverifikasi oleh pelatih dan dicatat sebagai bagian dari penilaian.
2. Aturan Percobaan
- Setiap peserta berhak melakukan percobaan hingga tiga kali dengan ketinggian yang berbeda.
3. Sistem Eliminasi
- Peserta yang gagal sebanyak tiga kali dinyatakan tereliminasi dari pertandingan.
4. Ketinggian pada Setiap Percobaan
- Peserta harus mengambil percobaan kedua dengan ketinggian yang sama jika percobaan pertama gagal. Hal ini juga berlaku untuk percobaan ketiga setelah kegagalan percobaan kedua.
5. Aturan Pemanasan
- Peserta yang telah melalui tiga ketinggian pertama dapat melakukan pemanasan tanpa menggunakan mistar. Pemanasan dapat dilakukan sebelum pertandingan dimulai dengan ketinggian yang telah ditetapkan.
6. Batas Waktu Percobaan
- Peserta harus tampil dalam waktu dua menit setelah dipanggil. Untuk tiga peserta atau lebih, jeda empat menit diperbolehkan, sementara satu peserta dapat memiliki enam menit jeda sebelum pertandingan.
Peraturan untuk Peserta:
7. Larangan Penggunaan Alat Bantu
- Peserta dilarang menggunakan alat bantu apapun dalam pertandingan.
8. Larangan Sepatu Berperangkat
- Peserta tidak boleh menggunakan sepatu yang memberikan keuntungan tidak adil kepada peserta lain.
9. Pengecualian pada Penggunaan Balutan Tangan
- Larangan memplester tangan atau jari, kecuali peserta mengalami luka terbuka pada bagian tersebut. Penggunaan balutan pergelangan tangan diperbolehkan.
Peraturan Galah:
10. Pemeriksaan Galah – Galah latih atau galah yang digunakan untuk melompat harus ditandai dengan benar sebelum digunakan dalam pemanasan atau pertandingan.
11. Verifikasi Berat Galah – Pelatih harus memverifikasi berat galah yang digunakan oleh atlet.
12. Tanda pada Galah – Pabrik pembuat galah harus menunjukkan jarak 1 inch dengan warna kontras pada galah.
Pelanggaran (Foul) pada Lompat Galah:
- Memindahkan bar dari tempat semula menggunakan galah atau badan.
- Gagal melakukan lompatan.
- Bagian tubuh atau galah menyentuh tanah di luar bidang vertikal bagian atas papan luncur.
- Membuat plang steady dengan menggunakan tangan atau lengan.
Dengan memahami dan mematuhi peraturan-peraturan ini, peserta diharapkan dapat menjalani pertandingan lompat galah dengan fair dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Gaya Lompat Galah
Setiap atlet lompat galah memiliki gaya yang khas. Gaya ini mencakup pendekatan sebelum melompat, teknik melompat, dan bahkan cara atlet berinteraksi dengan galah.
Beberapa atlet mungkin lebih condong pada gaya yang agresif dan berani, sementara yang lain mungkin memilih gaya yang lebih tenang dan terkendali. Gaya ini bukan hanya mencerminkan kepribadian atlet, tetapi juga dapat memengaruhi hasil lompatan mereka.
Akhir Kata
Lompat galah tidak hanya menjadi sebuah pertandingan atletik, tetapi juga seni yang memukau. Dengan kombinasi kekuatan fisik, keterampilan teknis, dan gaya unik, olahraga ini terus memikat penggemar dari seluruh dunia.
Dengan mengetahui lebih banyak tentang pengertian, lapangan, sejarah, teknik, peraturan, dan gaya lompat galah, kita dapat lebih mengapresiasi keindahan dan tantangan di balik setiap lompatan atlet yang mengagumkan.