OLAHRAGATIMES.COM – Lempar lembing, cabang olahraga yang memukau dan memerlukan keterampilan teknis tinggi, memiliki aturan dan peraturan yang ketat.
World Athletics, yang sebelumnya dikenal sebagai Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF), bertanggung jawab atas pengaturan dan penegakan peraturan lempar lembing.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 13 peraturan lempar lembing yang perlu diketahui oleh para atlet dan pencinta olahraga.
Daftar Isi
- Aturan Lempar Lembing yang Perlu Diketahui
- 1. Jumlah Percobaan
- 2. Posisi Pegangan Lembing
- 3. Posisi Lembing pada Bahu
- 4. Penggunaan Satu Tangan
- 5. Jejak Lembing pada Tanah
- 6. Penilaian Wasit
- 7. Ujung Lembing Menyentuh Tanah
- 8. Batas Sektor Area
- 9. Penentuan Pemenang
- 10. Aturan Memutar Badan
- 11. Aturan Keluar Lapangan
- 12. Pelanggaran Kaki
- 13. Penggunaan Alat Tambahan
- Akhir Kata
Aturan Lempar Lembing yang Perlu Diketahui
1. Jumlah Percobaan
Jika terdapat lebih dari delapan atlet dalam kompetisi lempar lembing, setiap atlet berhak mendapat tiga kali percobaan. Namun, jika jumlah atlet lebih sedikit, maka tiap atlet memiliki kesempatan hingga enam kali percobaan lemparan.
2. Posisi Pegangan Lembing
Lembing atau javelin harus selalu dipegang pada bagian cengkeraman alias grip. Ini memastikan konsistensi dalam teknik lemparan dan keamanan atlet.
3. Posisi Lembing pada Bahu
Sebelum melempar, atlet harus memposisikan lembing di atas bahunya. Hal ini tidak hanya memastikan kestabilan tetapi juga memengaruhi sudut dan jarak lemparan.
4. Penggunaan Satu Tangan
Lembing harus dilempar menggunakan satu tangan, dan arah lemparan harus ke atas. Ini menekankan aspek keterampilan dan keahlian teknis dalam olahraga lempar lembing.
5. Jejak Lembing pada Tanah
Setelah lemparan, lembing harus meninggalkan jejak pada tanah. Wasit akan mengukur jarak lemparan dari titik atau garis lemparan untuk menentukan skor atlet.
6. Penilaian Wasit
Wasit akan menetapkan apakah lemparan sah atau tidak dengan meletakkan bendera putih atau merah. Ini menjadi penentu apakah atlet berhasil atau melanggar peraturan.
7. Ujung Lembing Menyentuh Tanah
Lemparan dianggap sah bila ujung lembing menyentuh tanah. Ini mencerminkan akurasi dan keberhasilan atlet dalam mengendalikan lembing selama lemparan.
8. Batas Sektor Area
Lemparan lembing dianggap tidak sah jika ujung lembing berada di tepi luar sektor area yang ditentukan. Selain itu, atlet tidak boleh keluar dari lapangan selama melempar.
9. Penentuan Pemenang
Pemenang ditentukan dari jarak lemparan. Namun, jika terdapat hasil seri, atlet dengan jarak lemparan terbaik akan menjadi pemenangnya.
10. Aturan Memutar Badan
Atlet dilarang membelakangi lapangan saat melempar lembing. Hal ini menjamin keamanan dan konsistensi dalam penilaian lemparan.
11. Aturan Keluar Lapangan
Atlet tidak diperkenankan meninggalkan lapangan sebelum lembing menyentuh tanah. Ini adalah bagian dari protokol keamanan untuk mencegah kecelakaan dan melindungi penonton dan atlet lainnya.
12. Pelanggaran Kaki
Atlet dianggap melakukan pelanggaran jika kaki melewati titik atau garis lemparan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan fair play dan keadilan dalam kompetisi.
13. Penggunaan Alat Tambahan
Atlet dilarang menggunakan alat apapun untuk mempengaruhi hasil jarak lemparan, kecuali jika terluka. Hal ini untuk mencegah kecurangan dan memastikan integritas olahraga lempar lembing.
Akhir Kata
Dengan memahami dan mematuhi peraturan lempar lembing ini, atlet dapat meningkatkan keterampilan mereka dan memastikan kejujuran dan keadilan dalam setiap kompetisi.
Oleh karena itu, peraturan ini tidak hanya menjadi pedoman teknis tetapi juga landasan moral dalam mengejar keunggulan dalam olahraga lempar lembing.