OLAHRAGATIMES.COM – Pernahkah Anda mendengar tentang olahraga lontar martil? Lontar martil adalah salah satu cabang olahraga atletik yang menuntut kekuatan, teknik, dan ketangkasan.
Pemenang dalam olahraga lontar martil dinilai berdasarkan jarak lemparan terjauh yang berhasil dicapai oleh seorang atlet. Kompetisi lontar martil diadakan secara resmi mulai dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional seperti Olimpiade.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian lontar martil, lapangan lontar martil, sejarah perkembangannya, teknik yang diperlukan, dan alat-alat yang digunakan dalam olahraga ini.
Bagi yang ingin tahu lebih lanjut, ayo segera temukan informasi menarik tentang olahraga lontar martil ini!
Daftar Isi
Pengertian Lontar Martil
Lontar martil merupakan salah satu nomor dalam olahraga atletik yang melibatkan melempar bola dari logam dengan tujuan mencapai jarak maksimal untuk meraih kemenangan. Nomor ini termasuk dalam kategori atletik bersama dengan tolak peluru, lempar lembing, dan lempar cakram.
Dalam olahraga lontar martil, atlet diharuskan melempar bola logam seberat 7,26 kg untuk kategori putra dan 4 kg untuk putri. Bola tersebut dipasang pada pegangan yang terbuat dari kawat baja dengan panjang 1,22 meter. Atlet melakukan ancang-ancang di dalam area berbentuk lingkaran berukuran 2,135 meter sebelum melempar bola.
Dalam satu lemparan, atlet menjalankan 3-4 putaran badan sebelum akhirnya melepaskan bola sejauh mungkin. Seorang atlet biasanya diberikan kesempatan untuk melempar sebanyak 6 kali dalam satu kompetisi. Jika hasilnya seri, maka lemparan tambahan akan dilakukan untuk menentukan pemenang.
Lapangan Lontar Martil
Lapangan Lontar Martil merupakan arena yang digunakan untuk cabang olahraga atletik, di mana peserta bersaing melempar bola besi dengan berat dan ukuran yang telah ditentukan.
Secara bentuk, lapangan lontar martil dapat dianggap sebagai lapangan yang mengintegrasikan fasilitas lempar cakram dan tolak peluru. Hal ini karena ukuran area lingkaran lempar martil memiliki diameter yang sama dengan lingkaran tolak peluru. Selain itu, lapangan lontar martil juga menggunakan kandang serupa dengan lapangan lempar cakram.
Bagi yang ingin mengetahui gambaran lapangan lontar martil beserta ukurannya sesuai standar International Association of Athletics Federations (IAAF), berikut ini saya akan menyajikan informasinya kepada Anda.
- Jari-jari lingkaran pada area lempar martil (Throwing Circle) = 106,75 cm.
- Diameter lingkaran pada area lempar martil (Throwing Circle) = 2,135 m.
- Panjang garis kanan kiri pada area lingkaran = 75 cm.
- Panjang area pendaratan (Landing Sector) = 90 m.
- Lebar area pendaratan (Landing Sector) dari (Throwing Circle) = 0,75 cm.
- Besar sudut lebar pada area pendaratan = 34,92° dari pusat area lemparan.
- Lebar atau ketebalan garis lapangan = 5 cm.
Sejarah Lontar Martil
Jika dikaji lebih dalam, lontar martil ternyata telah menjadi bagian dari olahraga sejak tahun 2000 SM. Pada masa itu, prajurit Celtic yang bernama Cuchulainn mengambil poros dan roda kereta, lalu melemparkannya selama Tailteann Games di Tara, Irlandia.
Seiring berjalannya waktu, roda tersebut kemudian digantikan dengan batu besar yang diikat pada gagang kayu. Proses evolusi berlanjut, dan palu godam menggantikan peran batu besar, konon berasal dari Inggris dan Skotlandia pada abad pertengahan.
Lontar martil secara resmi menjadi bagian dari ajang Olimpiade pada tahun 1900 di Paris, Prancis. Pada waktu itu, nomor lontar martil hanya diselenggarakan untuk kategori putra. Sementara itu, kompetisi lontar martil kategori putri baru dimulai sekitar seratus tahun setelahnya.
Negara yang mencatat prestasi gemilang dalam nomor lontar martil kategori putra adalah Hungaria, yang berhasil meraih medali emas Olimpiade selama bertahun-tahun. Adapun dominasi lontar martil kategori putri dipegang oleh Polandia.
Teknik Lontar Martil
Lontar martil merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menuntut keahlian dan teknik yang baik.
Dalam olahraga lontar martil, ada beberapa teknik yang perlu diketahui setiap atlet. Di antaranya:
#1. Persiapan Ayunan
Untuk memulai ayunan, atlet berdiri di dalam lingkaran menghadap ke belakang dengan postur kaki selebar bahu. Pegangan martil diletakkan terlebih dahulu di tangan kiri, dan tangan kanan ditempatkan di atas tangan kiri.
Kaki kanan diarahkan lurus ke depan, sementara atlet mengambil ancang-ancang dan mencari posisi yang nyaman untuk bersiap melemparkan ayunan.
#2. Ayunan Martil
Setelah persiapan, atlet melakukan ayunan pada martil. Proses ini melibatkan dua hingga tiga kali ayunan, di mana ritme dan kecepatan berubah secara bertahap. Ayunan pertama dilakukan dengan ritme lebih lambat, sementara ayunan kedua memiliki ritme lebih cepat dan radius yang lebih panjang.
Umumnya, atlet menggunakan dua ayunan, tanpa batasan kenaikan atau penurunan. Ayunan dimulai dari belakang sisi kanan tubuh, mengarahkan martil ke depan menjauhi badan, dan kemudian diayunkan di atas kepala.
#3. Transisi
Sesaat setelah mengayunkan martil, atlet memasuki fase transisi sebelum putaran. Posisi martil berada tepat di depan pelempar, dan putaran titik rendah dimulai.
Beberapa posisi tubuh lain yang perlu diperhatikan termasuk bahu yang rileks, gerakan kepala yang pasif, menjaga pinggul dan lutut tetap fleksibel, serta memastikan bahwa kaki tetap bersentuhan dengan lingkaran.
#4. Putaran
Putaran adalah serangkaian gerakan untuk meningkatkan kecepatan martil. Atlet biasanya melakukan sekitar 34 putaran, namun jumlah ini dapat bervariasi sesuai kebutuhan.
Keseimbangan tubuh menjadi aspek penting di sini, dengan cengkeraman kuat dari kedua kaki dan gerakan bertahap yang membantu proses berputar.
#5. Pelemparan
Melalui putaran berulang, martil mencapai titik tercepatnya. Meskipun demikian, pelempar harus tetap memutar martil dengan kaki menyentuh lingkaran. Titik di mana martil dilepaskan dikenal sebagai titik tinggi.
Berlawanan dengan titik rendah, martil harus didorong ke atas melalui dorongan dengan pinggul, pergelangan kaki, dan lutut yang tepat, kemudian dilepaskan. Selama proses ini, sisi kiri tubuh harus dijaga, posisi jam 9 diperhatikan, dan gerakan kaki ke atas dilakukan dengan tepat.
Peraturan Olahraga Lontar Martil
Dalam kompetisi lontar martil, terdapat sejumlah regulasi yang perlu dipahami oleh setiap peserta. Berikut beberapa di antaranya:
Aturan Utama Pertandingan
- Tunggu Panggilan Nama: Seorang atlet tidak diizinkan memasuki lingkaran lemparan sebelum namanya dipanggil. Langkah ini diambil untuk memastikan setiap peserta mendapatkan kesempatan yang setara.
- Gaya Sentripetal yang Tepat: Setiap atlet akan melakukan gaya sentripetal dengan memutar tubuhnya sebelum melepaskan martil ke arah tertentu, berusaha mencapai jarak sejauh mungkin.
- Perintah “Mark!”: Setelah martil jatuh ke tanah, perintah “Mark!” akan diberikan. Ini menandakan akhir lemparan dan merupakan titik acuan untuk mencatat jarak lemparan atlet.
- Catatan Jarak oleh Wasit: Wasit bertanggung jawab untuk mencatat dengan cermat jarak lemparan setiap atlet. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengukuran yang akurat dan keadilan dalam menentukan pemenang.
Pelanggaran dalam Pertandingan
Dalam rangka menjaga integritas pertandingan, beberapa pelanggaran yang perlu dihindari adalah:
- Masuk ke Lingkaran Sebelum Dipanggil: Pelanggaran umum adalah masuk ke lingkaran lemparan sebelum nama atlet dipanggil. Tindakan ini dapat mengakibatkan diskualifikasi.
- Kontak Tubuh atau Pakaian dengan Bagian Atas atau Luar Ring: Setiap sentuhan bagian tubuh atau pakaian atlet pada bagian atas atau luar ring dianggap sebagai pelanggaran, bertujuan untuk mencegah upaya yang tidak sah.
- Martil Mendarat di Luar Area yang Ditentukan: Jika martil mendarat di luar area yang ditentukan, atlet dapat dikenai sanksi, memastikan kepatuhan terhadap batas-batas kompetisi.
- Keluar dari Ring Sebelum Perintah “Mark”: Meninggalkan lingkaran sebelum perintah “Mark” juga dianggap sebagai pelanggaran, menekankan pentingnya mematuhi prosedur resmi pertandingan.
- Keluar dari Ring dari Bagian Depan Lingkaran: Pergi dari lingkaran melalui bagian depan sebelum perintah “Mark” juga dianggap sebagai pelanggaran yang perlu dihindari oleh setiap peserta.
Alat Lontar Martil
Alat yang digunakan dalam olahraga lontar martil adalah sebuah bola logam dengan bobot 7.26 kg untuk atlet pria dan 4 kg untuk atlet wanita.
Bola tersebut dilengkapi dengan pegangan berupa kawat, dengan panjang kawat pegangan sekitar 121.3 cm untuk kategori pria dan 119.4 cm untuk kategori wanita.
Alat ini memegang peran sentral dalam teknik dan keterampilan atlet dalam mencapai lemparan terbaiknya selama kompetisi lontar martil.
Akhir Kata
Dengan mengeksplorasi setiap aspek ini, pembaca akan mendapatkan wawasan yang mendalam tentang dunia lontar martil.
Baik itu sebagai penggemar olahraga, atlet, atau peminat sejarah, artikel ini akan memberikan perspektif holistik tentang keindahan dan tantangan yang terkandung dalam cabang olahraga lontar martil.