OLAHRAGATIMES.COM – Pencak Silat Merpati Putih (MP) adalah sebuah warisan budaya Indonesia yang kaya akan sejarah dan kebijaksanaan nenek moyang.
Dalam perkembangannya, ilmu beladiri ini menjadi bagian integral dari kekayaan budaya, awalnya hanya diajarkan di dalam lingkungan keluarga Keraton.
Namun, melalui wasiat Sang Guru, ilmu Merpati Putih diperluas dan disebarkan untuk kebaikan bangsa.
Daftar Isi
Sejarah Merpati Putih
Merpati Putih memiliki akar sejarah yang kuat, dimulai dari Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Amangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro (Sunan Amangkurat I Mataram Islam). Setelah perjalanan panjang, ilmu ini turun temurun hingga ke masa sekarang, melibatkan tokoh-tokoh seperti BPH Adiwidjojo, Gagak Samudro, Gagak Seto, dan Gagak Handoko.
Gagak Samudro dan Gagak Seto, sebagai saudara ilmu Merpati Putih, masing-masing mewarisi ilmu pengobatan dan ilmu sastra. Sementara Gagak Handoko (Grat IV) menjadi perantara bagi seni beladiri ini hingga akhirnya turun temurun ke Mas Saring, Mas Poeng, dan Mas Budi, menjadi PPS Betako Merpati Putih. Meskipun saudara seperguruan lainnya masih dicari untuk menyatukan ilmu, PPS Betako Merpati Putih telah berkembang dan tersebar di seluruh Indonesia.
Awal Mula Silat Merpati Putih
Pada awalnya, Merpati Putih hanya diajarkan kepada Komando Pasukan Khusus, ABRI, Polisi, dan Pasukan Pengawalan Kepresidenan.
Namun, pada tanggal 2 April 1963, di Yogyakarta, Merpati Putih didirikan sebagai sebuah perguruan resmi. Kini, Merpati Putih memiliki sekitar 85 cabang di dalam negeri dan 4 cabang di luar negeri.
Dengan jumlah anggota sekitar dua setengah juta orang, dan 415 kelompok latihan yang tersebar di seluruh Nusantara, Merpati Putih tetap menjadi salah satu bentuk seni beladiri yang paling diminati di Indonesia.
Tokoh Utama dalam Merpati Putih
Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sementara pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi). Keduanya adalah generasi ke sebelas (Grat XI).
Dewan Guru Merpati Putih juga melibatkan tokoh-tokoh seperti Yadi Mintorogo (Mas Yadi), Soenarjo (Mas Nardjo), Mulyanto Tambak (Mas Mul), dan M. Poerwono (Mas Poer).
Pewaris muda Merpati Putih, Amos Priono Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng) dan Nehemia Budi Setyawan (putra dari Mas Budi), menandakan kelangsungan dan pewarisan ilmu ini ke generasi berikutnya.
Arti Lambang Merpati Putih
Merpati Putih memiliki lambang, dan setiap lambang memiliki arti.
Berikut arti dari lambang Merpati Putih:
- Bentuk Perisai Persegi Lima: Menggambarkan Dasar Negara Republik Indonesia
- Bentuk Telapak Tangan: Menggambarkan semangat perjuangan, semangat kepahlawanan, semangat pembangunan, serta semangat gotong royong yang semua dapat diartikan dengan jiwa yang teguh, berjuang dengan gagah berani untuk mencapai tujuan yang suci
- Merpati Putih sedang Terbang: Cinta akan perdamaian dan berjiwa peri kemanusiaan yang adil dan beradab
- Tulisan Merpati Putih dengan Warna Putih di Atas Pita Merah: Mengartikan keberanian atas dasar kesucian. merupakan singkatan dari “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening“
- Tulisan Warna Merah ‘BETAKO‘ yang diambil dari “Bela Diri Tangan Kosong”
Tulisan “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” memiliki arti di setiap katanya. Berikut artinya:
- Mer-sudi: Mencari sampai mendapatkan
- Pa-titising: Suatu titisan kedamaian lahir batin
- Ti-ndak: Tindakan yang telah dihalalkan oleh Allah
- Pu-sakane: Sebagai bekal atau pusaka
- Ti-tising: Insan terkasih (manusia dan segala ciptaan-Nya)
- Hening: Suci karena Allah
Tingkatan Warna Sabuk Merpati Putih
Mari kita simak lebih lanjut tentang setiap tingkatan ini:
1. Tingkat Dasar I
Tingkatan pertama menandai status calon anggota. Meskipun telah menggunakan seragam Merpati Putih lengkap, termasuk baju hitam, kerah merah, dan label nama di dada, sabuk yang digunakan masih berwarna putih polos.
2. Tingkat Dasar II
Pada tingkatan kedua dan seterusnya, anggota telah menjadi bagian resmi dari Merpati Putih. Mereka memakai seragam tanpa label nama diri, dengan lambang IPSI dan Merpati Putih di dada, serta sudah bersabuk merah polos.
3. Tingkat Balik I
Sabuk merah tanpa strip menandakan tingkatan ini. Lambang Merpati Putih terletak di salah satu ujung sabuk, menandakan kedewasaan dan pengembangan keterampilan.
4. Tingkat Balik II
Tingkatan ini ditandai dengan sabuk merah, lengkap dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah di salah satu ujungnya. Ini mencerminkan peningkatan keahlian dan pengetahuan.
5. Tingkat Kombinasi I
Sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip jingga menandakan tingkatan ini. Ini menunjukkan penguasaan keterampilan dasar dan kemampuan untuk menggabungkan teknik-teknik tersebut.
6. Tingkat Kombinasi II
Sama seperti tingkat sebelumnya, tetapi dengan strip berwarna kuning. Tingkatan ini menggambarkan tingkat keterampilan yang semakin kompleks.
7. Tingkat Khusus I (Khusus Tangan)
Sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip hijau menunjukkan fokus pada teknik khusus untuk tangan.
8. Tingkat Khusus II (Khusus Kaki)
Tingkatan ini menitikberatkan pada keterampilan kaki, ditunjukkan dengan strip biru di sabuk merah.
9. Tingkat Khusus III (Khusus Badan)
Sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip nila menandakan penguasaan teknik khusus untuk bagian tubuh tertentu.
10. Tingkat Kesegaran
Sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip ungu menekankan pentingnya kesegaran dan kesehatan dalam praktik Merpati Putih.
11. Tingkat Inti I
Sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip putih menunjukkan keahlian yang semakin mendalam dalam inti ilmu Merpati Putih.
12. Tingkat Inti II
Tingkatan tertinggi, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah putih menandakan keahlian puncak dalam Merpati Putih.
Gerakan Dasar Pencak Silat Merpati Putih
Berikut adalah bocoran tahapan latihan kebugaran Merpati Putih yang dapat Anda praktikkan:
1. Stretching dan Warming Up (Peregangan dan Pemanasan)
Sebelum memulai latihan, peregangan dan pemanasan sangat penting untuk menyiapkan otot tubuh. Lakukan stretching selama 15 menit untuk memastikan otot-otot siap menghadapi latihan lebih intens.
2. Teknik Pengolahan Napas
Bagi pemula, terdapat 12 bentuk pengolahan napas yang dapat disesuaikan dengan kemampuan peserta. Latihan ini bertujuan untuk mengaktifkan simpul energi dalam tubuh dengan mengejangkan otot dan mengatur napas dari dada ke perut.
3. Teknik Pembinaan
Pada tingkat pemula, terdapat 4 bentuk teknik pembinaan: Garuda, Dorong Tarik, Kombinasi Dorong Tarik, dan Listrik. Setiap bentuk memiliki durasi waktu 25 detik.
Pembinaan ini bertujuan untuk menghaluskan energi yang dihasilkan dari pengolahan napas dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. D
engan menahan napas dan mengejangkan otot, tubuh akan mendapatkan pasokan oksigen maksimal, meningkatkan metabolisme, dan memberikan energi serta kebugaran.
4. Penenangan
Setelah latihan intensif, penting untuk menormalkan kembali kondisi tubuh. Teknik penenangan membantu mengendapkan energi di bawah pusar, yang dapat diaktifkan bila diperlukan.
5. Meditasi
Merpati Putih mengajarkan berbagai teknik meditasi untuk meningkatkan konsentrasi dan kepekaan. Melalui meditasi, Anda dapat merasakan energi tubuh dan sekitar Anda.
Selain itu, Anda dapat menyerap energi positif dari alam, seperti sinar matahari, bumi, bulan, dan elemen alam lainnya. Hal ini memberikan dampak positif pada tubuh, meningkatkan kebugaran dan kesehatan secara keseluruhan.
Akhir Kata
Pencak Silat Merpati Putih bukan hanya seni beladiri, tetapi juga bagian dari warisan budaya Indonesia yang patut dilestarikan.
Dengan berkembangnya PPS Betako Merpati Putih di seluruh Indonesia, diharapkan ilmu ini tetap menjadi bagian penting dari identitas dan kebanggaan bangsa.
Dengan tokoh-tokoh utama yang berkomitmen menjaga dan menyebarkan ilmu ini, Merpati Putih terus menginspirasi dan memperkaya kehidupan masyarakat Indonesia.